Tulisan
KPPU: Masih Ada Potensi PNBP Rp1,87 Triliun
JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengungkapkan hingga saat ini masih terdapat sekira Rp1,87 triliun potensi pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebagai akibat putusan yang diputuskan KPPU selama 10 tahun terakhir.
"Data komisi menunjukkan bahwa terkait denda, hingga saat ini masih terdapat sekira Rp1,87 triliun," kata Ketua KPPU Tresna P Sumardi, dalam acara penandatanganan MoU antara KPPU dengan Polri di Ruang Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (8/10/2010).
Maka dari itu, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) melakukan penandatanganan Memo of Understanding (MoU) dalam rangka penanganan perkara dugaan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Tresna mengatakan, kerja sama ini bertujuan agar terwujudnya koordinasi antarlembaga tentang penanganan perkara dugaan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dapat ditangani lebih efektif dan efisien sesuai tugas dan kewenangan masing-masing institusi.
Dia menambahkan, kerja sama tersebut juga sebagai bentuk satu kesatuan yang terindikasi (integrated competition justice system).
"Dalam kerja sama ini KPPU-Polri sepakat melakukan tiga hal penting, yakni pembinaan yang meliputi pengembangan intelijen ekonomi dan pelatihan, operasional, yang antara lain meliputi bantuan kepada KPPU untuk menghadirkan para pihak seperti terlapor, saksi, ahli, penyerahan dokumen atau perkara putusan dan penugasan penyelidik dan atau penyidik Polri ke KPPU, serta tukar menukar informasi," terang dia.(ade)
Ekonomi Asia Makin Powerfull
JAKARTA - Belum stabilnya perbaikan perekonomian di kawasan Amerika dan Eropa secara tidak langsung membuat kekuatan ekonomi Asia semakin besar.
Menurut Direktur Perencanaan Ekonomi Makro Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Prijambodo, kondisi pemulihan ekonomi dunia belum stabil sebab pemulihan ekonomi yang terjadi di negara-negara kawasan Eropa belum diikuti pemulihan negaranegara di kawasan Amerika Utara.
”Di Eropa pemulihan terjadi, tapi masih sangat lambat. Sementara di Amerika Serikat (AS) justru ada kekhawatiran terjadi deep resesi. Kekhawatiran ini sudah diantisipasi oleh pemerintah AS,” ujar Bambang di Jakarta kemarin.
Dia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi AS pada 2010 diprediksi tidak akan lebih dari 2,7 persen. Perkiraan ini lebih rendah dibanding prediksi Dana Moneter Inter-nasional (International Monetary Fund/IMF) yang berada pada kisaran 3,3 persen.
Dia mengatakan, meskipun ada kekhawatiran terjadi resesi kedua kalinya dalam waktu dekat, hal ini sudah diantisipasi dengan menjaga suku bunga rendah, dengan konsekuensi nilai tukar dolar akan melemah. ”Tapi, selama dolar tidak anjlok drastis, ekonomi dunia tidak akan terganggu,” tandasnya.
Lebih lanjut Bambang menuturkan, meskipun Yunani, Irlandia, Portugal, dan Spanyol masih dibayangi krisis ekonomi, kondisi di Eropa masih lebih diuntungkan dengan pertumbuhan ekonomi di tiga negara Jerman, Inggris, dan Prancis yang cukup tinggi. Terlebih, ketiga negara ini sudah bersepakat menjaga kondusivitas ekonomi Eropa dengan menjaga defisit anggaran.
Defisit anggaran yang terjadi di Irlandia tercatat sebagai yang tertinggi di dunia dengan besaran mencapai 19 persen, sementara Yunani hanya 9,5 persen.
”Secara keseluruhan, kondisi di Eropa lebih baik dari perkiraan awal. Kondisi ini bisa bertahan asalkan negara-negara Eropa turut serta memperhatikan negara yang ketahanan fiskalnya rendah,” paparnya.
Kondisi berbeda justeru terjadi di kawasan Asia. Belum stabilnya perekonomian AS dan Eropa justru menguntungkan negara-negara di kawasan ini. Kekuatan ekonomi Asia justru akan semakin besar.
”Asia tumbuh sebagai kawasan penting. Perdagangan Asia juga makin tinggi. Kekuatan internal kawasan Asia akan makin besar,” ungkapnya.
Salah satu indikatornya, kata dia, adalah pertumbuhan ekonomi di China yang mencapai 11,9 persen pada triwulan I/2010 dan sedikit melambat pada triwulan II/2010 yang mencapai 10,3 persen.
Singapura dan Taiwan juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi, masing-masing sebesar 18,8 persen dan 12,5 persen pada triwulan II/2010. Asia bahkan diprediksi mampu menjadi penopang perekonomian dunia.
”Dan Indonesia bagian penting dari kekuatan Asia bersama negara industri baru yakni Singapura, Korea, Taiwan, dan Hong Kong,” imbuhnya.
Indikator lainnya, lanjut Bambang, adalah derasnya aliran arus modal asing ke kawasan Asia, termasuk Indonesia. Sementara itu, ekonom Royal Bank of Scotland Su Sian Lim mengatakan, tidak menutup kemungkinan negara-negara di kawasan Asia mampu menjadi kekuatan baru ekonomi dunia.
Salah satu indikatornya adalah fundamental ekonomi Asia yang kuat di tengah bayang-bayang krisis ekonomi dunia. ”Bisa saja memang Asia menjadi kekuatan ekonomi baru,” tegasnya.
Asia Harus Perkuat Kerja Sama di Sektor Keuangan
JAKARTA - Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam studinya mencatat bahwa Asia harus terus memperkuat kerja sama di sektor keuangan sebagai benteng terhadap gejolak keuangan terhadap negara-negara maju di masa depan.
Studi ini diungkapkan ADB dalam laporannya berjudul Kebijakan Perubahan untuk Asia setelah Resesi Global: Long Term Implikasi terhadap Perekonomian Asia, melalui keterangan tertulisnya kepada okezone, di Jakarta, Jumat (15/1/2010).
Namun demikian, hal tersebut juga menekankan bahwa usaha integrasi dari kerja sama itu haruslah sederhana dalam ukuran untuk memastikan adanya manfaat yang nyata.
"Para pembuat kebijakan harus menghindari penggunaan atas sumber daya birokrasi yang langka dan niat politik yang terbatas dan berinisiatif besar yang tidak menghasilkan manfaat nyata, tetapi harus fokus pada usaha skala kecil," demikian diungkapkan laporan tersebut.
Di samping itu, kerja sama yang diperkuat dengan perjanjian bilateral ini memungkinkan lembaga keuangan besar di satu negara untuk memperluas atau mengakuisisi bank lain, serta hak istimewa dalam perluasan sektor subregions, seperti Subregion Greater Mekong.
Di sisi lain, laporan tersebut juga menyarankan untuk mendukung pertumbuhan di masa depan, negara-negara di kawasan harus meningkatkan perdagangan intra.
Serta mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produktivitas dan kapasitas mereka untuk inovasi. Selain itu, harus mengadopsi kebijakan ekonomi yang lebih kecil dan lebih menarik produsen biaya rendah, investasi langsung asing, hingga pariwisata.
Tantangan Membangun Brand
Pernahkah Anda mempertanyakan sebuah situasi di mana kerap kali ditemukan seseorang berpikir telah melakukan branding dan mengalami kegagalan dalam membangun brand tersebut.
Pada akhirnya, banyak pelaku bisnis yang sering menyalahkan proses branding sebagai sesuatu yang sia-sia dilakukan dan banyak memakan biaya percuma. Lalu, memilih kembali bertumpu dengan gaya-gaya konvensional.
Dari sejumlah pengalaman yang didapat selama bertahun-tahun di dalam industri branding, hasilnya sangatlah mengejutkan. Khususnya di Indonesia, hingga saat ini proses pembangunan branding masih banyak disalahartikan dengan definisi sebatas pembuatan logo yang bagus, kolateral yang menarik, hingga sekadar menjalankan proses pendaftaran paten/ hak cipta dari logo tersebut.
Ingatlah bahwa brand Anda mungkin saja sangat dikenal oleh masyarakat (high brandawareness) namun belum dapat dipastikan apakah brand itu menjadi pilihan (brand retention and brand loyalty).
Membangun Eksistensi
Bayangkan Anda hendak membeli sebuah telepon genggam. Tentunya hal pertama yang biasanya menjadi pertimbangan adalah harga. Selain itu, jika memungkinkan, pilih model dengan teknologi teranyar dari semua yang tersedia. Di masa era perdagangan bebas dan globalisasi seperti saat ini banyak merek-merek telepon genggam baru yang bermunculan.
Produknya didukung berbagai fitur dengan variasi harga yang ditawarkan. Pembeli kebanyakan mencari merek-merek lain yang memiliki model serupa dan mungkin dengan spesifikasi dan harga yang jauh lebih rendah.
Apa yang dapat kita pelajari dari situasi seperti ini? Situasi terburuknya adalah saking banyaknya produk serupa sehingga ketika merek yang ada disamarkan dalam sebuah uji produk, banyak konsumen mengalami kesulitan dalam melakukan proses identifikasi. Artinya, akibat tuntutan pasar yang demikian hebat, banyak produsen yang akhirnya terlalu terbawa arus tren tanpa memikirkan diferensiasi.
Memang sulit membangun sebuah diferensiasi unik tanpa didasari oleh jiwa dari pemilik suatu brand. Industri saat ini sangat dinamis, arus perputaran staf terjadi secara cepat, dan di antara mereka memiliki dasar pendidikan mirip satu dengan lainnya.
Apa yang kemungkinan terjadi adalah ide yang dihasilkan tentunya bisa menjadi banyak kemiripan sehingga relevansi harga menjadi pertarungan akhir di antara berbagai produsen yang ada.
Mengapa diferensiasi itu penting? Karena publik terlalu banyak diberikan pilihan. Kita sebagai bagian dari publik tidak punya banyak waktu untuk mencari dan meneliti satu per satu yang ditawarkan.
Oleh karenanya, kita harus disodorkan satu atau dua alasan yang kuat mengapa kita harus memilih satu produk di antara ratusan merek yang ada. Pikirkan bagaimana secangkir kopi dapat dilihat menjadi sebuah gaya hidup dan berharga jauh lebih tinggi dibandingkan warung-warung kopi di sekitar kita.
Apa yang harus kita pahami sebelum menciptakan formulasi sebuah diferensiasi? Pertama, yang harus kita tanyakan pada diri sendiri sebagai pemilik brand adalah hal-hal apa yang mendasari terciptanya produk tersebut. Apa saja elemen-elemen yang mendorong kita untuk masuk dan menjadi pemain dalam industri tersebut secara khusus dan apakah visi yang ingin dicapai pada jangka panjang.
Faktor ini harus secara detil diungkapkan, tidak sebatas ingin membuat produk terbaik, perusahaan terbesar, dan lainnya. Kita harus mengetahui kesempatan apa yang hendak diambil dari persaingan yang ada. Kemudian persepsi apa yang ingin Anda bangun dalam relasinya serta bagaimana publik melihat brand tersebut.
Kedua, untuk menciptakan sebuah diferensiasi tidaklah harus dalam bentuk yang fungsional (tangible), bisa saja bersifat emosional (intagible), misalnya untuk menjual sebuah produk sepatu tidaklah harus didasari oleh material atau teknologi belaka (yang terus berubah setiap waktu).
Namun, semangat apa yang harus dibawa bagi pemakai sepatu tersebut. Jangan kita membuat formulasi diferensiasi yang justru memperkecil ruang gerak dalam perkembangan bisnis ke depan.
Sebuah brand juga harus tumbuh secara organik mengikuti perkembangan zaman dan perilaku pangsa pasarnya. Dalam hal ini, diferensiasi bersifat emosional juga membantu memberikan fokus pada manajemen untuk mengembangkan produk mereka dengan koridor-koridor yang lebih jelas tertata dan mampu membangun persepsi dan keterikatan dengan publik dengan lebih baik.(*)
PII Tambah Modal Rp1 Triliun
BANTEN - PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) akan menambah modalnya sebesar Rp1 triliun pada tahun ini, sehingga modal menjadi Rp2 triliun.
Dengan demikian, anggaran dasar PII menjadi Rp6 triliun tergantung proses pembangunan infrastruktur hingga 2014.
"PII akan tambah modal Rp1 triliun lagi tahun ini," ujar Kepala Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Freddy Saragih, dalam diskusi Implementasi Infrastruktur: Indonesia Siap Bersaing, di Hotel Mambruk, Banten, Sabtu, 31 Juli.
Selain itu, PII sedang menunggu Keppres sebagai petunjuk pelaksanaan penjaminan oleh PT PII. Salah satu proyek yang masuk dalam penjaminan tersebut yaitu Central Java Power Plant dengan nilai Rp30 triliun.
"ADB telah memberikan komitmen untuk proyek Central Java Power Plant dengan syarat pemerintah bersedia counter guarantee," tuturnya.
Untuk itu PII diharapkan dapat melengkapi kerangka instrumen keuangan pendukung program kerja sama pemerintah dan swasta di bidang infrastruktur.
"PII tugasnya melakukan evaluasi terhadap proyek, menentukan penjaminan, dan menentukan harga yang efisien," jelasnya.
Adapun proposal penjaminan diusulkan oleh penanggung jawab kerja sama lalu dievaluasi oleh PT PII.
Bila diterima maka akan dilakukan kerja sama dengan badan usaha tersebut. PT PII juga dapat melakukan kerja sama multilateral dengan badan usaha yang memiliki penjaminan seperti World Bank dan ADB.
"Bila ada kegagalan pada proyek maka PT IPP akan mengganti biaya dengan catatan departemen terkait menggantikan penjaminan tersebut," tandasnya.
Selasa, 04 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar